Cigaronggong - Ab'daloh Nawawi, seorang petani karet berusia 51 tahun, merupakan salah satu Warga yang menggeluti usaha tani karet di kampung Kiara, Desa Cigaronggong, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat. Usahanya dalam bidang pertanian karet telah berjalan selama lebih dari 7 tahun.

        Sebelum terjun ke dunia tani karet, Ab'daloh Nawawi sebelumnya bertani pisang yang ditanam bersama pohon karet. Ketika usaha pisangnya menurun, karet menjadi tanaman utama yang ditekuninya. Kebun karet miliknya, dengan luas sekitar setengah hektar dan terdiri dari 400 pohon karet, tersebar di dua lokasi yang berbeda.

        Ketertarikan Ab'daloh Nawawi terhadap tani karet bermula dari keberlangsungan panjang tanaman karet yang menarik perhatiannya. Dalam pengelolaan kebunnya, ia melakukan pemupukan sebanyak 3 kali dalam setahun dengan menggunakan pupuk poska dan pupuk kimia. Selain itu, pembersihan kebun dilakukan 2 kali dalam setahun, tergantung pada tingkat kepadatan rumput di sekitar kebun.

        Proses panen karet membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun sejak pohon karet ditanam. Setelah 5 tahun, karet dapat dipanen dengan cara memotong pohon, menggunakan cuka agar getah karet lebih cepat mengering, dan merendamnya dalam kolam selama sebulan agar karet tidak kering.

        Karet hasil panen Ab'daloh dipasarkan kepada bandar penampung di wilayah Desa Cigaronggong dengan harga saat ini sekitar Rp 10.500 per kg. Masa produksi pohon karet dapat mencapai hingga 40 tahun, memberikan keberlanjutan dalam usaha petani karet.

        Kendala yang dihadapi dalam usaha tani karet adalah musim hujan yang mempengaruhi aktivitas di ladang karet dan menyebabkan karet tercampur dengan air. Meskipun demikian, Ab'daloh Nawawi tetap gigih dalam menjalankan usahanya demi mencapai hasil yang terbaik.

        Dengan ketekunan dan semangatnya, Ab'daloh Nawawi menjadi salah satu contoh petani karet yang patut diapresiasi atas dedikasinya dalam mengembangkan usaha tani karet di Desa Cigaronggong.